Try Sutrisno: Dulu Rizal Ramli Sering Beritahu Akan Datangnya Krisis Ekonomi

Jakarta - Tokoh nasional, Dr Rizal Ramli, melakukan silaturahmi Idul Fitri ke kediaman mantan Wakil Presiden Ri, Try Sutrisno, kawasan Menteng, Jakarta Pusat, dalam rangka halal bihalal di bulan Syawal, sekaligus menjelang Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni.
Pertemuan dua tokoh berbeda generasi ini berlangsung santai dan familiar, diselingi dengan obrolan-obrolan ringan.
Try Sutrisno dan Rizal Ramli yang telah saling mengenal sejak era tahun 1990-an ini tak luput pula membicarakan persoalan kebangsaan saat ini.
Setelah saling menanyakan kabar masing-masing, karena sudah lama tak berjumpa, Pak Try, panggilan akrab mantan orang nomor dua di Republik ini, mengungkapkan sejumlah keprihatinannya kepada Rizal Ramli mengenai kondisi berbangsa dan bernegara.
Menurutnya, setelah Reformasi 1998 kondisi berbangsa dan bernegara kini semakin tidak tertata dengan baik.
“Saya sangat prihatin. Termasuk terhadap masalah Amandemen UUD 1945 yang empat kali dilakukan, ternyata tidak koheren dengan Pancasila. Kok menjadi tidak konsisten seperti sekarang ini,” tandas mantan KASAD dan Panglima ABRI itu.
“Kalau terus diberlakukan hasil Amandemen ini, maka sama artinya dengan membubarkan NKRI,” tegasnya lagi.
Sebagai tokoh yang ikut berjuang dalam kancah revolusi mempertahankan kemerdekaan Pak Try merasa cemas terhadap keberlangsungan bangsa ini.
“Bangsa ini harus melakukan muhasabah, harus introspeksi. Supaya Indonesia bisa maju,” tandasnya.
Tentang Amandemen ini Rizal Ramli dan Pak Try sependapat untuk kembali dikaji secara mendalam. Namun dalam waktu dekat tidak perlu ada lagi Amandemen terhadap UUD 1945, karena berpotensi ditunggangi untuk kepentingan perpanjangan masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
Hal lain yang menjadi keprihatinan Try Sutrisno adalah kondisi perekonomian yang kini semakin memberatkan rakyat kecil. Termasuk soal hutang yang semakin menumpuk. Dimana untuk membayar bunga hutang tersebut pemerintah harus berhutang lagi.
Menurut Pak Try, di masa sebelumnya hutang atau pinjaman dari luar negeri hanya digunakan sebagai tambahan anggaran.
Ia lalu teringat kepada peran Dr Rizal Ramli sebagai ekonom independen yang pro kepada nasib rakyat kecil, yang saat menjelang kejatuhan Presiden Soeharto kerap memberikan peringatan mengenai akan datangnya krisis ekonomi.
“Dulu Bung Rizal Ramli ini sudah sering memberitahukan kita akan datangnya masa krisis,” ujar Try Sutrisno mengenang.
Seperti diketahui kala itu Rizal Ramli dengan lembaga pengkajian ekonomi yang dipimpinnya, Econit, selain bersikap kritis juga kerap memberikan warning kepada pemerintah mengenai kebijakan-kebijakan ekonomi yang keliru yang dapat berdampak pada terjadinya krisis.
Meski pemerintahan telah berganti peran ini sampai sekarang masih terus dilakukan oleh Rizal Ramli sebagai bukti kepeduliannya terhadap nasib bangsa dan rakyat kecil.
Sikap independen, berani, kritis, dan konsisten yang diperlihatkan oleh Rizal Ramli ini kemudian membuat Mabes ABRI kala itu memintanya untuk menjadi penasehat bidang ekonomi. Termasuk di lingkungan Fraksi ABRI DPR RI.
Karena itu tak heran hubungan Pak Try dan Rizal Ramli cukup akrab dan bersifat kekeluargaan. Saat istri Rizal Ramli, Herawati wafat, misalnya, Pak Try memerlukan diri untuk melayat dan mengantar jenazah hingga ke pemakaman.
Rizal Ramli sendiri menilai Pak Try sebagai tokoh yang bersahaja, tidak neko-neko, anti terhadap KKN dan berjiwa patriot sejati.