Sri Mulyani Aneh, Program Pengetatan Anggaran Keinginan Bank Dunia

Rizal Ramli
Jakarta - Mantan Menteri Koodinator Maritim Rizal Ramli, mengatakan, kebijakan pemerintah terutama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang selalu menerapkan kebijakan fiskal sesuai titipan Bank Dunia dinilai aneh.
“Aneh pemerintah ini yang hanya bisa melakukan kebijakan austerity atau pengetatan di saat ekonomi sedang slow down. Ini model kebijakan Bank Dunia,” kata Rizal di Jakarta.
Menuruty Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Gus Dur ini, kebijakan tersebut terbukti gagal di banyak negara seperti Amerika Latin dan Yunani yang semakin membuat perekonomian negara-negara itu bertambah parah.
“Yunani pernah melakukannya tiga kali. Dilakukan pertama ekonomi malah melambat dan daya beli makin anjlok. Paket austerity yang kedua sama, makin sulit dan sampai tiga kali,” kata Rizal.
Namun, saat ini Sri Mulyani justru menerapkan kebijakan austerity seolah pemerintah mau menggenjot ekonomi.
“Tapi masalahnya, banyak pihak seperti kalangan akademisi dan pimpinan media nasional menganggap pemerintah tak memiliki alternatif lain kecuali dengan austerity,” dia menjelaskan.
Padahal di negara seperti AS, Eropa, China kalau mereka mengalami perlambatan ekonomi malah mereka pompa ekonominya, bukan diketatkan. Pada krisis 2008 di AS mereka memompa fiskal dan kreditnya dengan melalui "quantitive easing". Negara yg canggih ketika ekonomi melambat, akan memompa, bukan melakukan pengetatan. Karena kalau diketatkan tak mungkin ekonomi membaik.
“Sekarang ekonomi lagi susah malah pengusaha dikejar-kejar. Jelas makin anjlok,” ucapnya.
Dia menegaskan, selain austerity justru kebijakan yang tepat adalah melakukan "growth story" yakni strategi memacu pertumbuhan ekonomi. Hal itu dilakukannya saat menjadi Menko di era Gus Dur. Dan faktanya bisa menggenjot perekonomian dari minus 3 menjadi plus 3 selama 1,5 tahun.